Perbaikan Irigasi Merapi Butuh Rp 1,5
Triliun
MINGGU, 6 FEBRUARI 2011, 08:55 WIB
Hujan yang turun terus menerus membuat jaringan irigasi di lereng gunung Merapi rusak karena diterjang banjir lahar dingin. Akibat terjangan lahar dingin itu, nasib sekitar 10 ribu hektar sawah warga di wilayah Sleman, Yogyakarta, terancam.
“Hampir semua jaringan irigasi sungai yang berhulu di Merapi rusak dan tidak berfungsi,” kata Syahril, Pejabat Pembuat Komitmen Pengendalian Banjir dan Pantai, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum DIY pada VIVAnews.com, 6 Februari 2011.
Syahril menjelaskan, perbaikan dan pembangunan infrastruktur irigasi yang rusak di kawasan lereng Merapi membutuhkan dana sebesar Rp1-1,5 Triliun.
Kata Syahril, saat ini pihaknya sedang membuatmaster plan pembangunan infratruktur yang diharapkan akan dapat diselesaikan pada tahun ini.
“Selain itu, kita juga telah mengundang dan melakukan kerjasama dengan Yachiyo Engineering In.Co. (YEC), investor dari Jepang,” ucapnya.
Pada kesempatan lain, Riyadi Martoyo, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, menyebutkan, para petani saat ini masih tertolong oleh hujan sehingga musim panen mendatang masih bisa dilakukan.
“Hampir semua jaringan irigasi sungai yang berhulu di Merapi rusak dan tidak berfungsi,” kata Syahril, Pejabat Pembuat Komitmen Pengendalian Banjir dan Pantai, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum DIY pada VIVAnews.com, 6 Februari 2011.
Syahril menjelaskan, perbaikan dan pembangunan infrastruktur irigasi yang rusak di kawasan lereng Merapi membutuhkan dana sebesar Rp1-1,5 Triliun.
Kata Syahril, saat ini pihaknya sedang membuatmaster plan pembangunan infratruktur yang diharapkan akan dapat diselesaikan pada tahun ini.
“Selain itu, kita juga telah mengundang dan melakukan kerjasama dengan Yachiyo Engineering In.Co. (YEC), investor dari Jepang,” ucapnya.
Pada kesempatan lain, Riyadi Martoyo, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, menyebutkan, para petani saat ini masih tertolong oleh hujan sehingga musim panen mendatang masih bisa dilakukan.
“Yang jadi masalah ialah ketika musim kemarau nanti,” kata Riyadi. “Tapi, agar petani tidak terlalu sengsara, kami menyarankan agar mereka mengganti padi menjadi tanaman sayuran dan palawija yang nilai jualnya juga tinggi,” ucapnya.
Sumber : VIVAnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar